

Doyo Baru, 30 Juli 2025 – Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (GKI TP) kini menghadapi tantangan ganda: mendampingi umat di tengah derasnya arus pemekaran wilayah dan pergeseran nilai sosial akibat politisasi lintas sektor. Dalam dinamika ini, gereja dituntut hadir bukan hanya sebagai institusi ibadah, tetapi juga ruang penyembuhan sosial dan penguatan iman di lingkup komunitas terkecil.
Salah satu respons GKI TP terhadap tantangan zaman ini adalah pengembangan Kelompok Sel Pemuridan (KSP). Strategi ini bukan barang baru, tetapi kini semakin relevan. KSP dibangun atas prinsip Alkitabiah: jemaat yang bertumbuh dalam komunitas kecil, saling mengenal, dan berbagi kehidupan rohani secara mendalam.
Tiga jemaat di Jayapura yang sudah berhasil menerapkannya adalah GKI Maranatha Kotaraja, GKI Silo Entrop, dan GKI Ebenhaezer Waena. Masing-masing mengembangkan KSP dengan pendekatan kontekstual yang menyesuaikan sektor pelayanan, kebutuhan kategorial, dan dinamika sosial setempat.
Di tengah kehidupan perkotaan yang makin padat dan vertikal—seperti rumah susun atau perumahan bertingkat—pembentukan KSP tetap dimungkinkan asalkan dilakukan dengan pemetaan
zonasi yang jelas. RT/RW atau blok hunian bisa menjadi titik awal pembentukan wilayah pelayanan yang terukur. GKI TP mendorong pemanfaatan lingkungan terdekat sebagai altar komunitas. Tidak harus besar. Yang penting dekat dan berfungsi.
Sebagai syarat dasar, KSP di lingkungan padat penduduk harus memenuhi tiga hal:
Gereja juga didorong menyusun pedoman internal yang menjelaskan struktur, format pertemuan, mekanisme pelaporan, hingga evaluasi rutin. Dokumen ini tidak hanya memperkuat tata kelola, tetapi juga menjadi penuntun ketika pergantian pelayan atau pemimpin KSP terjadi.
Jemaat GKI Ekklesia Pemda Doyo Baru menjadi salah satu gereja yang kini mulai menyusun rencana pembentukan KSP. Dengan dukungan majelis dan partisipasi warga jemaat, proses ini diharapkan membangun budaya belajar dan bertumbuh bersama dalam iman, sekaligus menjadi perisai terhadap pengaruh negatif di luar gereja.
Di tanah yang kini terpecah karena banyak hal, gereja memerlukan simpul baru untuk mengikat kembali nilai-nilai Kristiani yang selama ini menjadi fondasi masyarakat Papua. KSP adalah simpul itu.
← NASKAH KAJIAN LITERASI TEOLOGIS KSP
← KAJIAN LITERASI PEDOMAN PEMBENTUKAN KSP